
Jakarta - Sebuah misi interen dicanangkan terkait sebuah duri di tubuh timnas Jerman. Selepas final Euro 2008, perselisihan di antara Michael Ballack dan Oliver Bierhoff ternyata belum tuntas.
Kedua figur penting di skuad Der Panzer itu menjadi sorotan karena konflik berkepanjangan tentu saja tidak sehat bagi iklim di dressing room. Saking pentingnya, presiden Federasi Sepakbola Jerman (DFB), Theo Zwanziger, meminta mereka mencukupkan konfrontasi sampai di sini.
"Pelatih harus bisa berkonsentrasi penuh dalam persiapan tim untuk pertandingan yang sulit hari Rabu ini," ujar Zwanziger mengacu pada agenda partai Jerman versus Finlandia di babak kualifikasi Piala Dunia 2010 di Helsinki.
"Semua tergantung Ballack dan Bierhoff untuk menyelesaikannya. Selalu ada perbedaan opini, termasuk di antara kami di presidium (DFB). Tapi hal-hal seperti ini harus diselesaikan interen dan tidak bisa muncul terus di media," tutur sang presiden kepada Deutsche Presse-Agentur.
Apa yang terjadi di antara kapten dan manajer tim itu? Konflik terjadi setelah Jerman dikalahkan Spanyol di final Piala Eropa akhir Juni lalu. Sebab musababnya adalah ketika Bierhoff marah-marah karena Ballack tidak mau memegang banner terima kasih untuk fans.
Adu mulut di antara mereka terjepret kamera. Kevin Kuranyi datang sebagai penengah dan mendorong Ballack supaya menjauh dari Bierhoff. Sang manajer kabarnya sempat berseru, "Kamu tidak bisa ngomong apa-apa di sini."
Ballack merespons dengan menyebut Bierhoff "tukang marah". Sang manajer membalas lagi dengan kalimat, "Cuma itu yang bisa kamu katakan?"
Selepas insiden di lapangan, Bierhoff yang pernah jadi pahlawan Jerman saat mencetak gol emas di final Piala Eropa 1996, memberi pernyataan pada pers tentang sesuatu yang tidak enak didengar Ballack dan fansnya.
"Jerman bermain bagus dengan ataupun tanpa Ballack. Tim ini tidak bergantung pada dia," cetusnya akhir pekan lalu.
Ballack, yang absen saat Jerman melibas Liechtenstein 6-0 hari Sabtu lalu karena masih cedera, membalas opini Bierhoff tersebut dengan tidak kalah lihai.
"Tim nasional ini telah memenangi banyak pertandingan sebelum Oliver Bierhoff menjadi manajer. Sukses kami di masa depan bukan ditentukan oleh Bierhoff sebagai manajernya atau bukan," cetus dia kepada harian Franfurter Allgemeine.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar