23 September 2008

Mata Clubber vs 'Mata Kelinci'


Jakarta - Kimi Raikkonen dan David Coulthard punya bekal unik untuk balapan malam. Yang satu bermodalkan mata clubber yang terbiasa dengan gelapnya malam, lainnya punya "mata kelinci".

Akhir pekan ini, untuk kali pertama adu cepat "jet darat" akan dihelat pada malam hari. Di sirkuit jalan raya Singapura, cahaya matahari yang biasa jadi penerang digantikan oleh sorotan lampu-lampu di sepanjang lintasan.

Biar bagaimanapun, cahaya buatan dan sinar matahari pasti tak teramat serupa. Tapi karena para pembalap F1 belum pernah menjalaninya, mereka pun hanya bisa mengira-ngira dan mempersiapkan diri sebaik mungkin.

Untuk Raikkonen yang membalap untuk Ferrari, balapan malam justru disambutnya dengan antusias. Bak "makhluk malam", pembalap yang terkenal suka clubbing itu menilai dirinya bisa lebih hidup di malam hari.

"Aku tak tahu jam berapa balapannya. Di malam hari? Bagus. Aku lebih menikmati petang dan malam hari. Aku suka tidur sampai matahari meninggi. Jadi buatku tempat ini sepertinya sempurna. Aku lebih sadar di malam hari ketimbang pagi," ceplosnya dikutip situs resmi F1.

Beda dengan Coulthard yang mungkin merasa belum "sedigdaya" Raikkonen di malam hari sehingga butuh persiapan lebih matang. Belakangan dia mengaku sudah mempersiapkan diri dengan bergadang dan mengonsumsi "doping" berupa makanan kelinci yang konon bermata awas.

"Saya tidur sampai larut malam, pergi ke klub malam dan makan banyak wortel karena itu ternyata membantu Anda melihat lebih baik dalam gelap," seloroh pembalap Red Bull itu.

Selain persiapan yang mungkin terasa agak nyeleneh tersebut, para pembalap umumnya turut memaksimalkan simulator mengingat ini juga penggunaan pertama sirkuit jalan raya Singapura.

Akan tetapi kalau timnya tak punya teknologi tersebut, bagaimana? Kesulitan itu dialami Nelson Piquet dari Renault, Timo Glock yang membela Toyota dan Sebastian Bourdais (Scuderia Toro Rosso). Kesemuanya mengakali dengan melengkapi data-data lain atau menelaah langsung lintasan nanti.

"Satu-satunya pilihan adalah sampai di sana, berjalan beberapa lap dan mengingatnya sebisa mungkin," ceplos Bourdais.

Tidak ada komentar: