28 Oktober 2008

Higuain Bidik Kostum Tim Tango


Madrid - Bermain bagi tim nasional merupakan impian bagi setiap pesepakbola di bumi ini. Tak terkecuali bagi Gonzalo Higuain yang sangat berhasrat dipanggil oleh timnas Argentina.

Performa Higuain musim ini memang tengah memanas, pesepakbola kelahiran Prancis ini baru saja menjadi inspirator kemenangan Real Madrid atas Athletic Bilbao 3-2. Dalam laga yang dihelat di Stadion Santiago Bernabeu itu, mantan penyerang River Plate ini mencetak dua gol.

Performa terbaik jelas selalu ingin ditunjukkan Higuain di setiap pertandingan. Pasalnya, hanya cara itulah yang akan membuatnya dipanggil "Tim Tango" dan bergabung dengan pemain muda berbakat lainnya macam Sergio Aguero dan Lionel Messi.

"Satu yang selalu menjadi mimpi saya selama ini adalah masuk ke dalam susunan pemain timnas. Saya hanya butuh terus bekerja keras dan tetap menjaga performa baik saya," tukas Higuain seperti dilansir Goal.

"Real Madrid sedang bermain dengan baik. Saya secara pribadi ingin melanjutkan permainan yang sekarang saya mainkan, namun performa tim lah yang paling penting. Ketika kami kehilangan pemain dalam keadaan tertentu, pemain yang lainnya akan merespons dengan sangat positif," sambungnya.

Karena lahir di Prancis, Higuain juga berkesempatan memperkuat "Tim Ayam Jantan" dalam pertandingan internasional. Pada tahun 2006, tim junior Les Bleus sempat memanggil pemain berusia 20 tahun ini dalam laga kontra Yunani.

Namun ia menolaknya karena kecintaannya kepada Argentina--yang notabene merupakan tanah kelahiran ayahnya. Ia pun akhirnya memilih bermain di River Plate agar bisa menjadi mewujudkan keinginannya memperkuat Tim Tango.

Higuain baru diterima menjadi warga negara Argentina pada Januari 2007 yang lalu, karena telah menghabiskan hampir seluruh masanya sebagai pemain junior di River Plate. Ia memang sudah bermain untuk timnas Argentina sejak tahun 2008 ini, tetapi hanya terbatas pada level U-23.

Gilardino Dihukum Dua Pertandingan


Firenze - Akibat gol kontroversialnya ke gawang Palermo, Alberto Gilardino diganjar larangan dua kali tampil membela Fiorentina oleh Komisi Disiplin Liga Italia.

Pada pertandingan yang dihelat Minggu (26/10/2008) lalu, Gilardino menghentak publik Stadio Barbera dengan golnya di menit ke-20. Tidak hanya menjadi poin pembuka bagi Fiorentina, gol tersebut juga kontroversial karena mantan pemain AC Milan ini mencetaknya dengan tangan.

Diberitakan oleh Channel4, hasil penenyelidikan yang dilakukan oleh Komite Disiplin Liga Italia akhirnya memutuskan Gilardino bersalah karena dengan sengaja menyentuh bola. Larangan tampil di dua pertandingan pun dijatuhkan sebagai
balasan atas tindakan tidak terpujinya itu.

Dengan dihukumnya Gilardino, setidaknya dapat sedikit mengobati sakit hati Palermo yang dalam pertandingan tersebut kalah 1-3 dari tim tamu. Meski begitu, sanksi tersebut mungkin tidak memenuhi harapan presiden klub Maurizio Zamparini bahwa striker La Viola ini setidaknya harus menerima hukuman yang lebih berat lagi.

"Kami akan meminta komite disiplin untuk menggunakan gambar di TV, dan dia (Gilardino) layak dihukum paling tidak lima pertandingan. Dia bahkan dengan tidak sopan merayakannya. Itu sangatlah tidak masuk akal," ujar Zamparini seperti dilansir Goal.

"Palermo bermain dengan sangat baik, namun jelas kami telah dirampok. Wasit dan hakim garis jelas berkontribusi besar dalam kejadian itu. Hal yang sama terjadi dua musim lalu ketika Adrian Mutu mengelabui kami, memasukkan gol ketika satu pemain kami tengah terkapar akibat cedera," ketusnya.

Peraturan dalam LIga Italia sangat melarang pemain yang dengan sengaja melakukan hands ball karena melanggar sportivitas dalam olahraga. Masih belum jelas apakah Fiorentina akan melakukan banding atas putusan tersebut.

Hukuman ini membuat Gilardino tak bisa diturunkan ketika timnya bertemu Inter Milan pada midweek nanti.

Rooney Bebas dari Hukuman


London - FA akhirnya memutuskan tak akan mengambil tindakan apapun terkait "kasus kostum" Wayne Rooney di markas Everton. Alhasil penyerang Manchester United itu pun terbebas dari hukuman.

Yang dimaksud "kasus kostum" di atas adalah tindakan Rooney mencium badge MU di hadapan pendukung Everton, yang notabene adalah "mantan pemujanya". Kejadian tersebut terjadi ketika "Setan Merah" bertandang ke kandang The Toffees, Sabtu (25/10/2008).

Kejadian berawal ketika pemain berusia 23 tahun itu melakukan pelanggaran terhadap Mikel Arteta dan dikartukuning oleh wasit Alan Wiley. Pendukung Everton pun kontan menyorakinya dan langsung ditimpali Rooney dengan mencium badge di kostum MU.

Tindakan tersebut dinilai sebagai sebuah tindakan provokasi dan FA bisa saja menghukum Rooney untuk hal tersebut. Sebagai komparasi, tindakan serupa pernah dijatuhkan kepada kapten MU, Gary Neville, ketika bertanding melawan Liverpool pada Januari 2006. Kala itu Neville berlari di hadapan suporter lawan untuk merayakan gol Rio Ferdinand yang membawa The Red Devils mengungguli Liverpool di Anfield.

Pihak keamanan pun menuduh tindakan Neville memicu terjadinya keributan pasca pertandingan. Neville dituduh melakukan tindakan tidak pantas dan harus menerima hukuman denda 5.000 poundsterling.

Beruntung bagi Rooney apa yang menimpa Neville tidak terjadi padanya. Seperti dilansir Sportinglife, FA akhirnya memutuskan tak akan menjatuhkan apapun kepadanya. Otoritas tertinggi sepakbola Inggris itu beralasan bahwa Wiley sudah lebih dulu mengambil tindakan terhadap Rooney dengan memberinya kartu kuning. Wiley sendiri melihat tindakan mencium kostum tersebut dan tak memberikan hukuman.

Mourinho Amuk Strikernya

Milan - Buntut kegagalan Inter meraih poin penuh saat menjamu Genoa kini dirasakan para penyerang Nerazzurri, Jose Mourinho pun sangat marah dengan kinerja barisan depannya.

Pada pertandingan yang dihelat di Giuseppe Meazza Minggu (26/10/2008) lalu, Inter gagal membuat gol, dan berakhir 0-0 dengan Genoa yang bermain dengan 10 orang pemain. Hal inilah yang diyakini membuat Mourinho sangat murka.

Perseteruan yang ramai diberitakan adalah antara sang Special One dengan Julio Cruz. Penyerang Argentina yang baru dimasukkan pada babak kedua ini memang gagal membuat gol kemenangan Inter. Bahkan peristiwa mengamuknya Mourinho terhadap para ujung tombaknya ini diungkapkan langsung oleh Presiden klub, Massimo Moratti.

"Saya mengetahui bahwa Mourinho sangat marah kepada beberapa striker, tapi saya tidak tahu pasti orang itu adalah Julio Cruz," tukas Moratti kepada Channel4.

"Itu adalah masalah antara pelatih dengan pemain dan saya tidak bisa melakukan intervensi di posisi saya," sambungnya.

Meski meraih hasil mengecewakan di Serie A pekan lalu, namun Italiano berusia 63 tahun ini tetap mearuh kepercayaan penuh kepada pelatih yang baru direkrutnya untuk menggantikan Roberto Mancini ini. Keletihan akibat padatnya jadwal yang harus dijalankan oleh Inter juga membuat Moratti memaklumi hasil saat melawan Genoa tersebut.

"Mourinho akan membuat keputusan berdasarkan apa yang akan ia ingin dilakukan oleh tim, dan untuk menyampaikan kemauannya di lapangan," ujar lelaki yang menggeluti bisnis minyak ini.

"Saya pikir melawan Genoa adalah hasil yang baik, karena sangat penting untuk bertahan diatas dengan jadwal yang sangat sulit dan bertanding setiap tiga hari," pungkas Moratti.

Inter saat ini berada di posisi kedua klasemen Liga Italia dengan 17 poin. Nerazzuri hanya kalah selisih gol dari Udinese yang menjadi pemuncak Serie A sampai pekan ke delapan.

Ferrari Ancam Tinggalkan F1


Misano - Buntut dari kesepakatan pemangkasan biaya produksi, kubu Ferrari mengancam akan meninggalkan F1 bila konsep yang dipakai tidak sesuai dengan hakikatnya sebuah balapan.

Seperti diberitakan sebelumnya, FIA setuju untuk melakukan pemotongan biaya produksi. Namun cara yang digunakan tidak mendapat sambutan dari mayoritas tim yang ambil bagian di F1. Adapun cara yang digunakan adalah menstandarkan mesin mobil F1.

Cara ini dinilai banyak pihak tidak sesuai dengan hakikatnya sebuah balapan, utamanya F1, yaitu kompetisi yang juga digabungkan dengan pengembangan teknologi. Menstandarkan mesin dianggap sebagai konsep yang bertolak belakang.

"Menegaskan komitmen penuh akan pentingnya dan kebutuhan pengurangan biaya di F1, diawali dengan dukungan, Ferrari Boards of Director cukup menyayangkan rencana untuk menstandarkan mesin karena sepertinya rencana itu mengurangi hakikat olahraga yang sudah diikuti Ferrari sejak 1950, hakikat yang didasarkan pada kompetisi dan pengembangan teknologi," demikian pernyataan resmi kubu Ferrari seperti dikutip F1-Live.

"Board of Director menyampaikan pendapat bahwa bila faktor penting ini dikurangi, maka harus dievaluasi ulang, bersama dengan rekanan untuk kelanjutan dari keikutsertaan di olahraga ini," sambung pernyataan tersebut.

Adapun Ferrari bukan merupakan tim pertama yang meninggalkan F1. Toyota sudah terlebih dulu berencana untuk hengkang bila ide untuk menstandarkan mesin terealisasi.

"Kami meyakini, F1 harus mempertahankan tantangan teknologi. Faktor ini merupakan poin penting bagi Toyota dan mengabulkan permintaan ini tidak akan mengubah harapan kami untuk tetap ambil bagian di F1, setidaknya hingga 2012," demikian pernyataan kubu Toyota.